Senin, 18 Juni 2012

fungsi dan prinsip BK


            Paparan tentang pengertian, tujuan dan landasan bimbingan dan konseling mengarahkan lebih lanjut kepada uraian tentang fungsi pelayanan ini.
  1. Fungsi Bimbingan dan Konseling
Dalam kelangsungan perkembangan dan kehidupan manusia, berbagai pelayanan diciptakan dan diselenggarakan. Masing-masing pelayanan itu berguna dan memberikan manfaat untuk memperlancar dan memberikan dampak positif sebesar-besarnya terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan itu. Khususnya, dalam bidang tertentu yang menjadi focus pelayanan yang dimaksud.
Fungsi suatu pelayanan dapat diketahui dengan melihat kegunaan, manfaat, ataupun keuntungan dan dapat diberikan oleh pelayanan yang dimaksud. Fungsi bimbingan dan konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaa, ataupun keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui pelayanan tersebut. Fungsi-fungsi itu banyak dan dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi pokok, yaitu:
a.        Fungsi Pemahaman
Fokus utama pelayanan adalah bimbingan dan konseling adalah klien dengan berbagai permasalahannya dan juga tujuan-tujuan konseling. Berkenaan dengan kedua hal tersebut, pemahaman yang sangat perlu dihasilkan oleh pelayanan bimbingan dan konseling adalah pemahaman tentang diri klien beserta permasalahannya oleh klien sendiri dan oleh pihak-pihakyang akan membantu klien, serta pemahaman tentang lingkungan klien oleh klien.
1.      Pemahaman tentang klien
Pemahaman tentang klien merupakan titik tolak upaya pemberian bantuan terhadap klien. Sebelum konselor dapat memberikan layanan tertentu kepada klien, maka dia perlu terlebih dahulu memahami individu yang akan dibantu itu. Materi pemahaman itu dapat dikelompokkan kedalam berbagai data berikut:
·         Identitas individu
·         Pendidikan
·         Status perkawinan
·         Status social ekonomi dan pekerjaan
·         Kemampuan intelegensi, bakat, minat hobi
·         Kesehatan
·         Kecenderungan sikap dan kebiasaan
·         Keadaan lingkungan tempat tinggal
·         Kegiatan social kemasyarakatan
Untuk individu-individu yang masih mengikuti jenjang pendidikan tertentu perlu ditambahkan:
·         Mata pelajaran yang diambil
·         Kegiatan ekstrakurikuler
·         Hubungan dengan teman sebaya
·         Kebiasaan belajar
2.      Pemahaman tentang masalah klien
Pemahaman terhadap masalah klien merupakan sesuatu yang wajib adanya. Tanpa pemahaman terhadap masalah, penanganan terhadap masalah tersebut tidak mungkin dilakukan. Pemahaman terhadap masalah klien itu terutama  menyangkut jenis masalahnya, intensitasnya, sangkut pautnya, sebab-sebabnya dan kemungkinan berkembangnya (jika tidak segera diatasi).
Pihak-pihak yang amat berkepentingan dengan pemahaman masalah klien adalahklien sendiri, orang tua, dan guru (khususnya bagi siswa). Pemahaman masalah oleh individu sendiri merupakan modal dasar bagi pemecahan masalah tersebut. Pelayanan bimbingan konseling diharapkan mampu mengantarkan klien memahami masalah yang dihadapinya. Pemahaman masalah siswa sama bergunanya dengan pemahaman tentang individu pada umumnya oleh orang tua dan guru seperti yang telah dikemukakan diatas.
3.      Pemahaman tentang lingkungan yang” lebih luas”
Keadaan lingkungan dalam arti sempit, pembahasannya telah diintegrasikan pada pembahasan mengenai pemahaman tentang klien. Paparan singkat beberapa jenis lingkungan yang “lebih luas” seperti lingkungan sekolah bagi para siswa, lingkungan kerja dan industri bagi para karyawan dsb. Lingkungan yang lebih luas itu adalah berbagai informasi promosi dan pendidikan dan jabatan bagi para siswa, informasi promosi dan pendidikan lebih lanjut bagi para karyawan, dsb.
Para siswa perlu memahami dengan baik lingkungan sekolah, yang meliputi lingkungan fisik, berbagai hak dan tanggung jawab siswa terhadap sekolah, dsb. Pemahaman oleh klien tentang lingkungan yang “lebih luas” perlu dikembangkan oleh pelayanan bimbingan dan konseling. Pemahaman tentang hal-hal seperti itu akan semakin terasa manfaatnya apabila dikaitkan dengan permasalahanyang dialami klien, baik secara individu maupun kelompok. Konselor perlu menyusun program yang lebih luas untuk pamahaman yang dimaksudkan itu. Kerja sama antara konselor dan pihak-pihak lain, seperti guru dan wali kelas di sekolah, dsb amat diperlukan.
  1. Fungsi Pencegahan
Pencegahn diterima sebagai sesuatu yang baik dan perlu dilaksanakan. Tapi hal itu kebanyakan baru disebut-sebut saja, perwujudannya yang bersifat operasional konkret belum banyak terlihat. Pelaksanaan fungsi pencegahan bagi konselor merupakan bagian dari tugas kewajibannya yang amat penting.
a.       Pengertian pencegahan
Dalam dunia kesehatan mental, pencegahan didefinisikan sebagai upaya mempengaruhi dengan cara yang positif dan bijaksana lingkungan yang dapat menimbulkan kesulitan atau kerugian sebelum kesulitan atau kerugian itu terjadi. Berkenaan dengan upaya pencegahan, George Albee (dalam Horner & McElhaney, 1993) mengemukakan rumus berikut:
                        KM =    O+S
                              1+2+3
      Ket:
      KM      = Kondisi Bermasalah
O         = Faktor Organik
S          = Stres
1          = Kemampuan memecahkan masalah
2          = Penilaian positif terhadap diri sendiri
3          = Dukungan kelompok
Aplikasi rumus terhadap upaya pencegahan:
·         Mencegah adalah menghindari timbulnya atau meningkatnya kondisi bermasalah pada diri klien
·         Mencegah adalah mempunyai dan menurunkan factor organic dan stress
·         Mecegah adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, penilaian positif terhadap diri sendiri dan dukungan kelompok
b.      Upaya pencegahan
Dalam fungsi pencegahan ini layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Kegiatan yang berfungsi pencegahan dapat berupa program orientasi, bimbingan karier, inventarisasi data dsb. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh konselor adalah:
·         Mendorong perbaikan lingkunganyang kalau diberikan akan berdampak negative terhadap individu yang bersangkutan.
·         Mendorong perbaikan kondisi diri pribadi klien.
·         Meningkatkan kemamuan individu untuk hal-hal yang diperlukan dan mempengaruhi perkembangan dan kehidupannya.
·         Mendorong individu untuk tidak melakukan sesuatu yang akan memberikan resiko yang besar dan melakukan sesuatu yang akan memberikan manfaat.
·         Menggalang dukungan kelompok terhadap individu yang bersangkutan.
Secara operasional konselor perlu menampilkan kegiatan dalam rangka pelaksanaan fungsi pencegahan. Kegiatannya antara lain dapat berupa program-program tersebut dikembangkan, disusun dan diselenggarakan melalui tahap-tahap:
·         Identifikasi permasalahan yang mungkin timbul
·         Mengidentifikasi dan menagnalisis sumber-sumber penyebab timbulnya masalah-masalah
·         Mengidentifikasi pihak-pihak yang dapat membantu pencegahan masalah tersebut
·         Menyusun rencana program pencegahan
·         Pelaksanaan dan monitoring
·         Evaluasi dan laporan
Program-program yang disusun dan diselenggarakan melalui tahap-tahap tersebut biasanya merupakan program-program “resmi” yang diselenggarakan untuk sekelompok individu di lembaga tempat konselor bekerja.
  1. Fungsi Pengentasan
Secara sederhana antara fungsi penyembuhan pelayanan dokter dan fungsi pengentasan pelayanan konselor adalah sejajar.
a.       Langkah-langkah pengentasan masalah
Upaya pengentasan masalah pada dasarnya dilakukan secara perorangan, sebab setiap masalah adalah unik. Masalah yang diderita individu yang berbeda tidak boleh disamaratakan. Dengan demikian penanganannya pun harus secara unik disesuaikan terhadap kondisi masing-masing masalah itu.
b.      Pengentasan masalah berdasarkan diagnosis
Dalam upaya diagnostic itu masalah-masalah diklasifikasi, dilihat sebab-sebabnya dan ditentukan cara pengentasannya (model Bordin). Tapi ada beberapa hal yang membuat model ini sulit diterapkan sehingga muncul model diagnosis pemahaman. Tiga dimensi diagnosis yang dapat dipergunakan untuk terselenggarakannya diagnosis pemahaman itu adalah:
·         Diagnosis mental
·         Diagnosis sosio-emotional
·         Diagnosis instrumental
c.       Pengentasan masalah berdasarkan teori konseling
Masing-masing teori konseling itu dilengkapi dengan tepri tentang kepribadian individu,perkembangan tingakh laku individu,yang dianggap sebagai masalah, tujuan, serta proses dan teknik-teknik bimbingan konseling. Tujuan teori-teori tersebur tidak lain adalah mengentaskan masalah yang diderita oleh kliendengan cara yang paling cepat, cermat dan tepat.
Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa funsi pengentasan melalui pelayanan bimbingan dan konseling berdimensi luas. Pelaksanaanya tidak hanya melalui bentuk layanan konseling perorangan saja, tetapi dapat pula dengan menggunakan bentuk-bentuk layanan lainnya seperti konseling kelompokprogram-progarm orientasi, dsb.
  1. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri individu, baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah dicapai selama ini. Apabila berbicara tentang pemeliharaan, tidak lepas juga bahwa apa yang dipelihara juga harus dikembangkan. Oleh karena itu, fungsi pemeliharaan dan pengembangan tidak dapat dipisahkan.
Dalam pelayanan bimbingan konseling, fungsi pemeliharaan dan pengembangan dilaksanakan melalui berbagai pengaturan, kegiatan dan program. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan dalam bimbingan konsleing tidaklah mungkin berdiri sendiri., jadi jelas bahwa:
·         Fungsi pemeliharaan dan pengembangan dalam suatu kegiatan atau program bimbingan dan konseling sebenarnya terkait langsung pada ketiga fungsi yang lain.
·         Dalam menjalankan fungsi pemeliharaan dan pengembangan itu konselor sering kali tidak dapat berjalan sendiri, melainkan perlu bekerja sama dengan pihak-pihak lain.
Memperhatikan keterkaitan antara keempat fungsi bimbingan konseling, fungsi pemeliharaan dan pengembangantamapknya bersifat lebih umum dan dapat terkait dengan ketiga fungsi lainnya. Dengan demikian, sewaktu konselor menjalankan fungsi pemahaman dan pengentasan, ia perlu menyadari bahwa pelayanan yang diberikannya itu sebenarnya juga mengemban fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
  1. Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling
Prinsip merupakan hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudakn. Dalm pelayanan bimbingan dan konseling prinsip-prinsip yang digunakannya bersumber dari kajian filosofis, hasil-hasil penelitian dan pengalaman praktis etntang hakikat manusia, perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks social budayanya, pengertian, tujuan, fungsi dan proses penyelenggaraannya. Rumusan-rumusan bimbingan konseling pada umumnya berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah, program pelayanan dan penyelenggaraan pelayanan.
a.       Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan
Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu, baik perorangan maupun kelompok. Secara lebih khusus lagi yang menjadi sasaran pelayanan pada umumnya adalah perkembangan dan perikehidupan individu, namun secara lebih nyata dan langsung sikap dan tingkah lakunya. Sebagaimana pernah disinggung terdahulu, sikap dan tingkah laku individu amat dipengaruhi oleh aspek-aspek kepribadian dan kondisi diri sendiri, serta kondisi lingkungannya. Hal-hal diatas itu mendoorng dirumuskannya prinsip-prinsip bimbingan konseling sebagai berikut:
·         Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang apapun.
·         Bimbingan dan konseling berurusan dengan sikap dan tingkah laku individu yang terbentuk dari berbagai aspek kepribadian dan unik, oleh karena itu pelayanannya perlu menjangkau keunikan pribadi individu.
·         Untuk mengoptimalkan pelayanan bimbingan konseling sesuai dengan kebutuhan individu itu sendiri
·         Setiap aspek pola kepribadian yang kompleks seorang individu mengandung factor-faktor yang secara potensial mengarah kepada sikap dan pola-pola tingkah laku yang tidak seimbang.
·         Perbedaan individu perlu dipahami dan dpertimbangkan dalam rangka upaya yang burtujuan memberikan bantuan atau bimbingan kepada individu-individu tertentu.
b.      Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu
Berbagai factor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individu tidaklah selalu positif. Jika factor itu negative akan menimbulkan hambatan-hambatan terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan individu yang akhirnya menimbulkan masalah tertentu pada diri individu. Masalh yang timbul itu bermacam-macam dan bervariasi. Secara ideal, pelayanan bimbingan konseling ingin membantu semua individu dengan berbagai masalahya. Namun, sesuai keterbatasan yang ada pada diri sendiri, pelayanan bimbingan konseling hanya mampu menangani masalah klien secara terbatas. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan hal ini:
·         Meskipun pelayanan bimbingan konseling menjangkau setiap tahap dan bidang perkembangan  dan kehidupan individu, namun bidang bimbingan pada umumnya dibatasi hanya pada hal-hal kondisi mental dan fisik individu saja.
·         Keadaan social,ekonomidan politik yang kurang menguntungmerupakan factor salah satu pada diri individu dan hal itu semua menuntut adanya perhatian yang seksama dari konselor dalam mengentaskannya.
  1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan
Untuk warga lembaga tempat konselor bertugas yaitu warga yang pemberian pelayanan bimbingan dan konselingnya menjadi tanggung jawab konselor sepenuhnya, konselor dituntut untuk menyusun program pelayanan. Program ini berorientasi pada seluruh warga lembaga itu dengan memperhatikan variasi masalah yang mungkin timbul dan jenis layanan yang dapat diselenggarakan, rentangan dan unit-unit waktu yang tersedia, kemungkinan hubungan antarpersonal, kemudahan-kemudahan yang tersedia dan factor-faktor lainnya yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan di lembaga tersebut. Prinsip-prinsip berkenaan dengan dengan hal diatas adalah:
·         Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pengembangan.
·         Program bimbingan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kondisi lembaga, kebutuhan individu dan masyarakat.
·         Program pelayanan bimbingan konseling disusun da diselenggarakan secara berkesinambungan kepada anak-anak sampai dengan orang dewasa
·         Terhadap pelaksanaan bimbingan konseling hendaknya diadakan penilaian yang teratur untuk mengetahui sejauh mana hasil dan manfaat yang diperoleh, serta mengetahui kesesuaian antar program yang direncanakan dan pelaksanaanya.
  1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan layanan
Konselor yang bekerja di suatu lembaga yang cukup besar, sangat berkepentingan dengan penyelenggara program-program bimbingan konselingsecara teratur dari waktu ke waktu. Kerja sama dengan berbagai tempat ia bekerja perlu dikembangkan secara optimal. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan hal tersebut:
·         Tujuan akhir bimbingan konseling adalah kemandirian setipap individu
·         Dalam proses konseling keputusan yang diambil dan hendak dilakukan oleh klien hendaklah atas atas kemauan klien sendiri, bukan karena desakan konselor
·         Permasalahan khusus yang dialami klien harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan khusus tersebut
·         Bimbingan dan konsling adalah pekerjaan professional
·         Guru dan orang tua memiliki tanggung jawab yang berkaitan dengan palayanan bimbingan konseling
·         Guru dan konselor berada pada satu kerangka upaya pelayanan
·         Untuk mengelola pelayanan bimbingan konseling dengan baik dan sejauh mungkin memenuhi tuntutan individu, program pengukuran dan penilaian terhadap individu hendaknya dilakukan, dan himpunan data yang memuat hasil pengukuran dan penilaian itu dimanfaatkan dengan baik.
·         Organisasi program bimbingan hendaknya fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan individu dengan lingkungannya
·         Tanggung jawab pengelolaan program bimbingan konseling hendaknya diletakkan dipundak seorang pimpinan program yang terlatih dan terdidik secara khusus dalam pendidikan bimbingan dan konseling, lembaga-lembaga lain yang dapat menunjang program bimbingan dan konseling
·         Penilaian periodic perlu dilakukan terhadap program yang sedang berjalan
  1. Prinsip-prinsip bimbingan konseling di sekolah
Disekolah pelayanan bimbingan konseling diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan amat baik mengingat sekolah merupakan lahan yang secara potensial sangat subur, sekolah memiliki kondisi dasar yang justru menuntut adanya pelayanan ini pada kadar yang tinggi. Para siswanya yang sedang dalam tahap perkembangan yang meranjakmemerlukan segala jenis layanan bimbingan konseling dengan segenap fungsinya. Para guru terlibat langsung dengan pengajaran yang apabila pengajaran itu dikehendaki mencapai taraf keberhasilan yang tinggi, memerlukan upaya penunjang bagi optimalisasi belajar siswa.  
Apabila kedua hal itu terjadi, materi dan prosedur pengajaran berkaidah bimbingan dibarengi oleh kerjasama yang eratantara guru dan konselor, dapat diyakini bahwa proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru untuk murid itu akan sukses. Enam prinsip untuk menegakkan dan menumbuhkembangkan pelayanan bimbingan konseling di sekolah:
·         Konselor harus memulai karier sejak awal dengan program kerja yang jelas dan memilki kesiapan yang tinngi untuk melaksanakan program tersebut.
·         Konselor harus selalu mempertahankan sikap professional tanpa mengganggu keharmonisan hubungan antara konselor dengan personal sekolah lainnya dan siswa.
·         Konselor bertanggung jawab untuk memahami peranannya sebagai konselor professional dan menerjemahkan peranannya itu dalam kegiatan nyata.
·          Konselor bertanggung jawab kepada semua siswa, baik siswa yang gagal, yang menimbulkan gangguan dsb
·         Konselor harus memahami dan mengembangkan kompetensi untuk membantu siswa-siswa yang mengalami masalah dengan kadar yang cukup parah dan siswa-siswa yang menderita gangguan emosional, dsb
·         Konselor harus mampu bekerjasama secara efektif dengan kepala sekolah, memberikan perhatian dan peka terhadap kebutuhan, harapandan kecemasan-kecemasannya.
Prinsip-prinsip tersebut menegaskan bahwa penegakan dan penumbuhkembangan pelayanan bimbingan konseling di sekolah hanya mungkin dilakukan oleh konselor professional yang tahu dan mau bekerja, mamiliki program nyata dan dapat dilaksanakan, sadar akan profesinya, dsb. Konselor yang demikian tidak muncul dengan sendirinya, melainkan melalui pengembangan dan peneguhan sikap dan keterampilan, wawasan dan pemahaman professional yang mantap.
 









 

DAFTAR PUSTAKA


Amti E. & Prayitno. 1994. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta
Mugiarso H., dkk. 2009. Bimbingan dan Konseling. Semarang: UNNES PRESS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar