PERILAKU DAN PENGUKURANNYA
A. Perilaku
Perilaku adalah aktivitas organisme hidup. Human behavior is the entire gamut of what people do
including thinking and feeling. Behavior can be determined by applying the Dead Man's
test: Perilaku manusia adalah keseluruhan seluruh apa yang dilakukan
orang termasuk berpikir dan perasaan. Perilaku adalah bagian dari interaksi
organisme dengan lingkungannya yang ditandai dengan perpindahan terdeteksi dalam
ruang melalui waktu dari beberapa bagian dari organisme dan yang menghasilkan
perubahan terukur dalam setidaknya satu aspek dari lingkungan.
Seringkali, istilah perilaku digunakan untuk referensi kelas
yang lebih besar tanggapan yang berbagi dimensi fisik atau fungsi. In this instance, the term response indicates a
single instance of that behavior. If a group of responses have the same function, this
group can be classified as a response class. Dalam hal ini, respon
jangka menunjukkan satu contoh dari perilaku itu. Jika sekelompok tanggapan
memiliki fungsi yang sama, kelompok ini dapat diklasifikasikan sebagai kelas
respon. Finally, when discussing a person's
collection of behavior, repertoire is used. Akhirnya, ketika membahas
koleksi seseorang perilaku, repertoar digunakan. It
can either pertain specifically to a set of response classes that are relevant
to a particular situation, or it can refer to every behavior that a person can
do. Ini dapat berhubungan secara khusus untuk satu set kelas respon yang
relevan dengan situasi tertentu, atau dapat merujuk kepada setiap perilaku yang
seseorang dapat lakukan.
B. If a dead man can do it, it ain't behavior.Pengukuran dan Perekaman
Pengukuran
adalah proses penerapan label kuantitatif untuk sifat yang diamati dari
peristiwa menggunakan satu set standar aturan. Scientists
use measurement to operationalize empiricism. Para ilmuwan menggunakan
pengukuran untuk mengoperasionalkan empirisme. Applied
behavior analysts measure behavior to answer questions about the existence and
nature of functional relations between socially significant behavior and
environmental variables. Terapan perilaku perilaku analis ukuran untuk
menjawab pertanyaan tentang keberadaan dan sifat dari hubungan fungsional
antara perilaku sosial yang signifikan dan variabel lingkungan. Practitioners use measurement to evaluate the
effectiveness of interventions and to guide decisions regarding treatment.
Praktisi menggunakan pengukuran untuk mengevaluasi efektivitas intervensi dan
untuk menuntun keputusan tentang pengobatan.
Ada
tiga kualitas dimensi perilaku: pengulangan, sejauh temporal, dan lokus
temporal. Measures of repeatability include count,
rate or frequency, and celeration. Ukuran repeatabilitas termasuk
menghitung, menilai atau frekuensi, dan celeration. Duration is used to measure temporal extent.
Durasi digunakan untuk mengukur sejauh temporal. Measures
of temporal locus include response latency and interresponse time.
Ukuran lokus temporal yang meliputi latensi respon dan waktu interresponse. Derivative measures that combine two forms of data are
frequently used in applied behavior analysis, including percentage and
trials-to-criterion. Tindakan derivatif yang menggabungkan dua bentuk
data yang sering digunakan dalam analisis perilaku diterapkan, termasuk persentase
dan percobaan-ke-kriteria.
Prosedur
untuk mengukur perilaku melibatkan merekam acara, waktu, dan metode berbagai
waktu pengambilan sampel. Event recording
encompasses a variety of procedures for detecting and recording the number of
times a behavior is observed. Rekaman acara mencakup berbagai prosedur
untuk mendeteksi dan merekam berapa kali perilaku diamati. Timing procedures use different timing devices (eg,
stopwatch) and procedures to measure duration, response latency, and
interresponse time. Prosedur waktu menggunakan perangkat waktu yang
berbeda (misalnya, stopwatch) dan prosedur untuk mengukur durasi, latensi
respon, dan waktu interresponse. Time sampling
refers to a variety of methods for observing and recording behavior during
intervals or at specific moments in time. Waktu sampling mengacu pada
berbagai metode untuk mengamati dan merekam perilaku selama interval atau pada
saat-saat tertentu dalam waktu. Time sampling
procedures include whole-interval, partial-interval, momentary time sampling,
and planned activity check. Waktu prosedur sampling meliputi seluruh
interval, interval parsial, waktu sampling sesaat, dan memeriksa kegiatan yang
direncanakan. Certain behavior can also be
measured after it has occurred using permanent products. Perilaku
tertentu juga dapat diukur setelah itu telah terjadi menggunakan produk
permanen. Computer-assisted measurement has become
more sophisticated and easy to use, allowing practitioners to simultaneously
record multiple behaviors. Komputer-dibantu pengukuran telah menjadi
lebih canggih dan mudah digunakan, memungkinkan praktisi untuk sekaligus
merekam beberapa perilaku. Each method has
benefits and produces its own artifacts due to the way it measures behavior.
Setiap metode memiliki keuntungan dan menghasilkan artefak sendiri karena cara
mengukur perilaku. Therefore measurement methods
must be carefully matched to the environmental variables, available resources,
and behavior of interest. Oleh karena itu metode pengukuran harus
hati-hati disesuaikan dengan variabel lingkungan, sumber daya yang tersedia,
dan perilaku yang menarik.
C. Jenis dan Tingkatan Pengukuran
Dalam pengukuran tingkah laku yang digunakan
adalah jenis pengukuran psikologis yang merupakan salah satu jenis pengukuran
berdasarkan sasarannya. Pengukuran
psikologi adalah pengukuran aspek-aspek tingkah laku yang menampak, yang
dianggap mencerminkan prestasi, bakat, sikap dan aspek-aspek kepribadian yang
lain. (T. Raka Joni, 1977). Dalam
praktek, pengukuran psikologi pada umumnya banyak menggunakan tes sebagai
alatnya. Istilah test psikologis merupakan suatu alat untuk menyelidiki reaksi
atau disposisi seseorang atas dasar tingkah lakunya. Dengan demikian pengertian pengukuran
psikologi dan tes psikologi pada dasarnya sama. Perbadaannya terletak pada
proses dan alatnya yang digunakan sebagai dasar penggunaan istilah dalam
praktek. Perbedaan antara pengukuran konvensional (alamiah) dengan pengukuran
psikologi:
a.
Pengukuran
konvensional
• Dilakukan secara langsung
• Mempunyai satuan ukuran yang jelas/tegas
• Telah adanya kesepakatan tentang awal
atau darimana harus mulai mengukur
b.
Pengukuran
psikologis
• Harus dilakukan secara tidak langsung
• Tidak mempunyai satuan ukuran
• Tidak adanya kesepakatan mengenai awal
atau dari mana harus mulai mengukur
Ciri-ciri
khusus daripada pengukuran psikologi yang membedakan dengan ciri-ciri
pengukuran alamiah:
a. Variabel-variabel yang diukur berupa
tingkah laku yang nampak sebagai cerminan dari keadaan kejiwaan itu tidak
selalu secara konsisten mencerminkan suasana batin seseorang.
b. Bahwa dalam pengukuran psikologi sangat
sukar atau bahkan tidak mungkin diperoleh kesepakatan dalam kalibrasi satuan
ukuran.
c. Dalam pengukuran psikologis tidak
terdapat adanya nol mutlak.
d. Bahwa kemungkinan terjadinya kesalahan
dalam pengukuran psikologi jauh lebih besar disbanding dengan kesalahan dalam
pengukuran alamiah.
Fungsi
dari pengukuran psikologis dalam bimbingan dapat dilihat dari beberapa segi,
yaitu:
a.
Dilihat dari
segi klien(konseli)
b.
Membantu
mengenal dan mengerti keadaan psikisnya yang menyangkut potensi psikis dan
prestasinya serta kelemahan dan kelebihan dalam aspek psikis yang dimilikinya.
b.
Dilihat dari segi konselor
Membantu
konselor dalam memahami diri kliennya sehingga dapat menetapkan bentuk layanan
bimbingan yang sesuai dengan keadaan dan pribadinya.
c.
Dilihat dari proses layanan bimbingan
Pengukuran
psikologis mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
1)
Prediksi
Yaitu dapat digunakan untuk meramalkan
kemungkinan tingkah laku klien di masa datang.
2)
Komparasi
aitu sebagai dasar membandingkan diri
klien dengan klien yang lain atau dengan ukuran lain, sehingga dapat diketahui
status individu dalam kelompoknya atau dasar ukuran tertentu yang digunakan.
3)
Diagnosa
Bahwa hasil pengukuran psikologis sebagai
dasar menetapkan jenis masalah/kesulitan, letak kesulitan beserta penyebab
terjadinya. Hasil diagnosa ini juga dapat digunakan untuk menetapkan alternatif
jenis dan layanan bimbingan yang sesuai.
4)
Evaluasi
Berfungsi sebagai bahan informasi untuk
dasar pengambilan keputusan tentang perlakuan terhadap klien.
5)
Penelitian
Sebagai informasi atau tata penelitian
tentang suatu hal tertentu berhubungan dengan tujuan pengukuran, untuk
menentukan tindak lanjut bimbingannya.
Hal-hal
yang mendorong dilaksananya atau perlunya pengukuran psikologis dalam bimbingan
adalah sebagai berikut:
a. Adanya tuntutan dalam memberikan
layanan bimbingan harus berdasarkan atas prinsip perbedaan individual.
b. Tuntutan dalam pemberian layanan
bimbingan berdasarkan atas kelengkapan informasi dan data klien.
c. Adanya kenyataan pembedaan manusia
abnormal dengan manusia normal.
d. Menetapkan aspek psikologis yang mana
menjadi penyebab masalah konseli.
Secara
terperinci sesuai aspek-aspek yang di ukur, tujuan pengukuran psikologis adalah
sebagai berikut:
a. Yang menyangkut
aspek kognitif :
1) Untuk mendapatkan informasi tentang
keberhasilan belajar dalam wujud prestasi belajar konseli.
2) Untuk mendapatkan informasi tentang
tingkat kecerdasan/intelegensi konseli yang merupakan salah satu factor utama keberhasilan
belajar.
3) Untuk mendapatkan informasi tentang
bakat atau kemampuan khusus yang bersifat potensial sebagai bahan studi lanjut
bimbingan karir atau jabatan.
b. Yang menyangkut
aspek Non-kognitif:
1) Mendapatkan informasi tentang arah
minat serta bakat terhadap bidang tertentu.
2) Mendapatkan informasi tentang pendapat
atau sikap konseli terhadap dirinya maupun lingkungannya.
3) Mendapatkan informasi tentang system
nilai daripada konseli. Hal ini didasarkan atas anggapan bahwa system nilai
akan sangat berpengaruh pada perilakunya.
4) Mendapatkan informasi tentang aspek
kepribaadian yang lain, misalnya penyesuaian diri, control diri, rasa
kecukupan, kepastian diri, harga diri, kematangan emosi, kecenderungan
neorotis, dan sebagainya.
DAFTAR
PUSTAKA
Tanpa nama. 25 September 2011. www.behavioristik.com. Pkl. 20.00 WIB
Tanpa nama. 24 September 2011. www.azzamblog.com. Pkl. 21.00 WIB
Tanpa nama. 24 September 2011. www.suryantopersonalblog.com.
Pkl. 20.30 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar